Sebenarnya bukan hal itu yang saya coba angkat dalam artikel ini dan juga bukan tentang tinjauan hal teknis, namun lebih pada peran kita sebagai pemangku kepentingan di manajemen gedung. Kejadian diatas bukan hal yang pertama ada insiden terkait transportasi vertical di beberapa gedung, insiden kebakaran di beberapa waktu yang lalu cukup banyak terjadi di beberapa gedung dan banyak lagi yang mungkin tidak terekam oleh jejak media yang saat ini didominasi oleh media sosial yang sangat cepat mengantarkan suatu informasi.
Kalau mau jujur, bila kita telaah dari masing-masing insiden tersebut, sebagian besar boleh dipastikan ada kontribusi (meski mungkin tidak 100%) dari sisi manajemen property. Suatu insiden yang bukan diakibatkan oleh alam seperti misalnya gempa bumi, badai topan, petir, sebenarnya selalu ada cara atau metoda pencegahannya (sebagai manusia yang selalu inovatif, bahkan beberapa bencana alam pun masih bisa/sedang dicari solusi pencegahannya).
Bersikap reaktif terhadap insiden memang sudah menjadi kewajiban agar kita bisa terhindar hal yang sama terjadi di property kita, namun tentunya lebih baik lagi bersikap proaktif sebelum terjadi nya insiden. Tidak berhenti disatu jenis pencegahan risiko saja, tapi lebih penting berapa banyak inisiatif pencegahan yang perlu kita lakukan di dalam gedung atau property yang menjadi tanggung jawab kita.
Kalau kita kembali ke teori manajemen risiko, pencegahan selalu merupakan hal terbaik dibandingkan penanganan paska insiden, tidak peduli seberapa hebat atau baiknya kita melakukan penanganan paska insiden. Yang seringkali menjadi masalah adalah, seberapa jauh tindakan pencegahan yang harus dilakukan. Pihak investor/owner mungkin punya pertimbangan biaya vs. manfaat, dari sisi manajemen keterbatasan resource menjadi kendala untuk melakukan pencegahan secara maksimal serta kendala-kendala lainnya.
Seperti yang kita pahami suatu inisiatif pencegahan butuh suatu usaha dan komitmen dari berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemilik, manajemen gedung, team di lapangan. Kalau menyimak konsep risk manajemen pasti ingat besarnya risiko = tingkat kemungkinan kejadian x dampak dari kejadian tersebut. Hal tersebut dapat membantu prioritisasi usaha pencegahan yang perlu dilakukan memang tidak semua risiko bisa di tangani, namun paling tidak pendekatan pareto dari 20% temuan yang bisa berdampak 80% besaran risiko yang perlu kita tindak lanjuti sudah lebih baik daripada tidak melakukan tindakan pencegahan sama sekali.
Disisi inilah suatu insiden bisa memberikan peluang bagi para manajemen property untuk mereview kembali apakah tindakan pencegahan di property nya sudah memadai? Suatu insiden juga bisa menjadi suatu alasan yang lebih kuat untuk menjual konsep pecegahan ke pihak owner/developer terutama untuk mendapatkan investasi yang dibutuhkan (misalnya peralatan pencegahan, upgrade hardware maupun software, maupun dari sisi sumber daya manusia nya misanya untuk pelatihan dsb.) Tentunya tugas manajer property untuk memberikan usulan yang juga dapat dipahami oleh pihak investor/owner/developer yaitu dari sisi biaya vs. manfaat. Paling minimal sudah ada inisiatif proaktif dari manajer property ke pihak pemilik/investor.
Langkah paling sederhana bagi para manajer property dan bahkan wajib dilakukan adalah sering2 melakukan walkaround inspection di gedungnya dan bersikap kritis untuk melihat kondisi gedung/property dan lingkungan sekitarnya. Hal ini merupakan suatu kebiasaan yang bisa dibentuk dengan latihan rutin terus menerus.
Tidak sungkan bertukar pikiran dengan rekan-rekan di asosiasi siapa tahu ada ide baru, solusi maupun sekedar referensi yang dibutuhkan. Itu kelebihan punya teman-teman di industry bukan?
Kembali ke judul, berbagai pihak sah-sah saja mengartikan suatu insiden membawa berkah bagi pihaknya masing-masing. Namun kita berharap peluang terjadinya suatu insiden menjadi jauh lebih kecil karena kita selalu bersikap proaktif, mencari solusi-solusi kreatif penanganan risiko dan tidak mudah menyerah terhadap tantangan-tantangan baik dari sisi biaya, pemangku kepentingan maupun external.
Salam Sukses
Penulis:
Feb 2018, Andy Harsanto
Recent Comments